Pendidikan Seni Permainan Modern yang Pionir
Abdullah Raşid Gün berada di garis depan pendidikan seni digital dan pemodelan 3D di Istanbul, memanfaatkan teknologi terbaru untuk mengubah cara siswa dan peneliti berinteraksi dengan alat kreatif.
Sebagai asisten peneliti dan dosen di Program Desain Permainan Digital di Universitas Topkapı Istanbul dan peneliti pascasarjana di Universitas Teknik Istanbul, Abdullah fokus menjembatani kesenjangan antara alur kerja digital yang canggih dan penciptaan yang dapat diakses dan bermakna.
Bagi Abdullah, tujuan pengajaran dan penelitian melampaui kemahiran perangkat lunak. Dia berkomitmen untuk menciptakan lingkungan di mana setiap siswa—terlepas dari keterampilan teknis sebelumnya—dapat berkontribusi pada adegan permainan kolaboratif, rekonstruksi digital, dan lingkungan eksperimental.
Menghilangkan Hambatan Teknis terhadap Kreativitas
Pendidikan 3D tradisional sering kali memberlakukan hambatan teknis yang tinggi, mengakibatkan waktu pemodelan yang lama bagi pemula dan membuat sulit untuk menghasilkan banyak aset dalam satu semester yang singkat. Fokus teknis ini berarti siswa sering terhambat oleh hambatan teknis, terutama bagi siswa yang tidak memiliki keterampilan memahat atau topologi yang kuat.
Gün menyadari bahwa hambatan teknis ini mengalihkan perhatian siswa dari perhatian artistik tingkat tinggi, seperti komposisi dan narasi. Mengatasi masalah ini sangat penting untuk mengalihkan fokus pendidikan ke pemecahan masalah kreatif dan komunikasi visual.
Menemukan dan Mengadopsi Meshy untuk Iterasi Cepat
Gün menemukan Meshy saat aktif meneliti alat AI baru untuk mempercepat alur kerja 3D dan bereksperimen dengan alternatif untuk jalur pemodelan tradisional.
Meshy langsung menarik perhatiannya baik dalam konteks pengajaran maupun penelitian karena aksesibilitas, kecepatan, dan kualitas mesh yang mengejutkan. Kombinasi ini membuatnya ideal untuk lingkungan kelas di mana siswa membutuhkan iterasi cepat. Dengan memanfaatkan Meshy, Gün dapat langsung mengatasi hambatan teknis yang dihadapi siswanya.
![]()
Selain itu, Meshy terbukti berharga di luar kelas, karena Gün juga menerapkan Meshy dalam karya akademisnya sendiri tentang warisan budaya digital, khususnya berfokus pada rekonstruksi elemen arsitektur Bizantium. Di sini, Meshy berfungsi sebagai cara yang efisien untuk menghasilkan model referensi high-poly dari gambar.
Dengan menerapkan Meshy, Gün menyoroti manfaat pendidikan utama:
"Meshy secara signifikan menurunkan hambatan teknis yang biasanya memperlambat siswa dalam pendidikan 3D awal."
Abdullah Raşid Gün
Teacher
Dia menjelaskan bahwa alih-alih menghabiskan berminggu-minggu untuk pemodelan yang kompleks, siswa dapat langsung terjun ke tata letak lingkungan, arah artistik, pencahayaan, dan penceritaan. Percepatan dramatis ini sangat penting dalam kursus Proyek Permainan III-nya, di mana tugas akhir sangat menuntut dan waktu terbatas.
Alur Kerja yang Ditingkatkan Meshy: Berfokus pada Arah Kreatif
Gün saat ini mengintegrasikan Meshy ke dalam tiga mata kuliah: Proyek Permainan III (semester musim gugur), Seni Permainan & Pemodelan 3D (musim semi berikutnya), dan Produksi Permainan Digital (musim semi berikutnya).
Dalam mata kuliah Proyek Permainan III-nya, 40 siswa senior dibagi menjadi 10 tim, masing-masing ditugaskan untuk membuat adegan Unity yang lengkap dan visualnya kohesif menggunakan aset 3D yang sepenuhnya dihasilkan AI dengan Meshy. Fokusnya sepenuhnya pada arah kreatif, bukan kerja manual.
Meshy diperkenalkan kepada siswa melalui pendekatan ganda:
- Tugas Terstruktur: Siswa mengerjakan tugas terfokus seperti menghasilkan aset tertentu atau menyelesaikan latihan komposisi yang dipandu.
- Eksplorasi Terbuka: Siswa memiliki kebebasan kreatif penuh untuk menghasilkan objek atau elemen apa pun yang diperlukan untuk adegan proyek individu mereka.
Alur kerja siswa disusun untuk memprioritaskan pengambilan keputusan artistik daripada eksekusi teknis.
1. Menghasilkan Aset: Siswa harus menghasilkan puluhan aset Meshy untuk level mereka.
2. Narasi dan Desain: Mereka mengembangkan adegan yang didorong oleh narasi dan membangun serta merancang lingkungan level penuh.
3. Komposisi Adegan: Siswa menggunakan Unity untuk tata letak, pencahayaan, dan suasana.
4. Penyempurnaan Minimal: Mereka dibatasi untuk hanya melakukan penyesuaian minimal di Blender/Photoshop, memaksa mereka untuk menguasai jalur AI.
Proses ini memungkinkan siswa untuk menghabiskan lebih banyak waktu pada penceritaan, pencahayaan, dan komposisi adegan, serta menyelesaikan pengalaman yang dipoles dalam kerangka waktu semester akademik.
Kreativitas yang Dipercepat: Mendemokratisasi Desain 3D di Kelas
Hasil dari integrasi Meshy segera terlihat di lingkungan kelas. Gün menemukan bahwa Meshy secara dramatis mempercepat transisi dari konsep ke prototipe dengan memungkinkan siswa menghasilkan aset yang dapat digunakan dalam hitungan menit. Yang paling penting, Meshy mendemokratisasi proses kreatif.
"Siswa yang kesulitan dengan teknik pemodelan tradisional masih dapat berkontribusi secara berarti pada desain adegan, penceritaan visual, dan komposisi lingkungan."
Abdullah Raşid Gün
Pengajar
Kesimpulan: Masa Depan Jalur Kreatif adalah Diberdayakan AI
Karya Abdullah Raşid Gün di Universitas Istanbul Topkapı membuktikan bahwa alur kerja 3D yang dibantu AI bukan hanya sebuah kebaruan teknologi tetapi juga alat pedagogis yang kuat. Dengan mengintegrasikan Meshy AI, ia berhasil mengalihkan fokus siswa dari mekanika pemodelan manual ke prinsip inti dari arahan seni, penceritaan visual, dan desain kolaboratif.
Pendekatan ini tidak hanya mempersiapkan siswa untuk jalur industri modern tetapi juga memastikan bahwa setiap siswa, terlepas dari keterampilan teknis, dapat berkontribusi pada proyek yang ambisius dan kaya visual.


